Dia datang, aku menyambutnya
Membiarkan dia mencari celah yang sebenarnya belum benar-benar terbuka
Dia menemukan celah yang lubangnya hanya selebar peniti
Dia mencoba membuka celah itu lebih lebar
Si pemilik pintu hanya mengintipnya dari dalam
Tidak mengusir dan tidak juga mempersilahkan masuk
Si pemilik pintu yakin dan berharap, dia bisa membukanya..
Dia kesulitan membuka celah yang memang hanya selebar peniti
Akhirnya dia berkata singkat pada pemilik pintu "Bukalah!"
Si pemilik pintu hanya diam
Sekelabat bayangan yang antara ada dan tiada tiba-tiba menghantuinya
Si pemilik pintu ketakutan
Apalagi ini?
Dengan mata berkaca-kaca si pemilik pintu membuka pintunya dan berkata
"Masuklah, aku butuh teman."
Senin, 13 April 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar