Selasa, 28 April 2015

Edelweis

Bunga malam merekah di langit
Satu warna, mengkilat
Sepasang mata sedih, hatinya pedih
Kaulah pelakunya

Saat itu musim dingin
Dingin luar dalam
Jiwa tak bernyawa itu
Ingin kau rengkuh

Masih di musim dingin
Sepasang mata sedih
Tertular bahagia
Bunga edelweis namanya

Saat itu musim semi
Bunga abadi tertawa
Daun maple pun juga
Diguyur hujan, semakin subur

Masih di musim semi
Bunga edelweis berubah warna 
Tak lagi tertawa, masam
Daun maple pun gugur

Mana bisa daun maple gugur di saat semi?
Semua karena edelweis
Mentang-mentang abadi
Daun maple tidak
Kini daun maple sudah jadi edelweis

Sepasang mata sedih jadi maple
Ia direngkuh edelweis
Ia bisa hijau
Di musim dingin


Tulisan terakhir untukmu

Untukmu, orang yang pernah kuberikan hatiku seutuhnya

Entah apa yang kupikirkan saat memulai entri ini, tapi aku ingin menulis tentangmu kali ini. Dulu, mulai tahun 2011 hingga 2014, namamu selalu ada dalam tulisanku. Jemariku tak ada bosannya menari diatas kertas menulis cerita tentangmu. Entah sudah berapa tetes air mata yang sudah mengering dan membekas di kertas-kertas usang itu. Kertasnya masih ada, masih sering kubaca. Kusimpan rapi sebagai kenangan lama, bersama kenangan-kenangan tentangmu yang lain. Aku begitu kalut saat itu, terbawa perasaan begitu dalam hingga menangis semalaman hanya karena sosok kamu. Tulisan-tulisan untukmu yang masih kusimpan itu, kuanggap sebagai curahan hati yang kamu tidak pernah tahu. Luapan isi hati yang tidak pernah meledak dihadapanmu. Kamu tahu? Tidak pernah sehari pun terlewatkan tanpa memikirkan kamu. Aku yang tak kamu beri kabar ini selalu mencari tahu, tanpa kamu tahu, tanpa orang lain tahu. Aku begitu bahagianya saat pesan singkatmu tiba-tiba hadir di suatu malam. Entah itu berupa sapaan atau menanyakan kabar. Hal sekecil itu membuatku semakin memikirkanmu dan semakin aku terpenjara, tidak bisa bergerak, tidak mau membuka pintu untuk tamu lain selain kamu. Dan begitu terus hingga bertahun-tahun. Hingga sekarang pun aku tidak tahu bagaimana perasaanmu sebenarnya. Kamu menunjukkan isyarat cemburu saat aku bercerita tentang seseorang yang mendekatiku. Kamu selalu meminta doaku saat kamu berjuang dalam cita-citamu. Kamu masih melibatkan aku. Tapi setelah itu kamu pergi, entah kemana. Tanpa kabar, tanpa kamu sadari bahwa apa yang kamu lakukan itu membuatku berantakan dan tidak bisa bergerak menjauhimu. Aku mengambang dalam harapan yang tidak jelas, kamu tidak pernah datang dan menetap. Siapa dan apa yang sebenarnya kamu inginkan? Itu pertanyaan terkuat yang berusaha kutahan sekuat mungkin.

Berjuang sendirian itu menyakitkan. Kamu tahu pasti itu. Saat kamu memberiku harapan di akhir tahun kemarin, sungguh membuatku lemah dan terus-menerus berdoa tentang kita. Kita. Karena kukira kita memiliki harapan yang sama. Ternyata harapanku dan harapanmu beda. Kamu pergi lagi setelah itu, entah pergi ke hatinya siapa. Seperti biasa, aku begitu hancur. Aku masih tetap menunggumu, hingga Tuhan mengalihkanku ke jalan lain. Ada seseorang yang hadir menawarkan perhatian. Dia yang kuanggap spesial saat ini. Jalan ceritanya hampir mirip dengan awal perkenalan kita dulu. Kamu dulu datang saat aku kalut, menawarkan uluran tangan dan meminta ijin untuk menemaniku. Aku menerima uluran tanganmu, dan tanpa aku tahu apa maksudmu sebenarnya. Dia ini... datang saat aku ditengah-tengah kalut karenamu. Dalam sorot matanya menyiratkan "semua baik-baik saja" yang menenangkanku. Aku membagi perasaanku padamu untuknya, yang aku tahu pasti dia lebih mendominasi saat ini. Dia berhasil menarik perhatianku, dia bisa menggantikanmu. Itu artinya aku akan mencintainya sedalam aku mencintaimu, mungkin juga lebih. Tapi aku ingin mencintai sewajarnya. Darimu aku belajar sesuatu. Bahwa tidak seharusnya aku memberi perasaan seutuhnya saat ditengah-tengah penyelaman, karena tidak tahu apa yang akan terjadi saat aku sudah menyelam jauh. Jadi saat ini aku masih berkeliling menyelaminya. Aku hanya ingin berjuang bersama, tidak sendirian. Luka-luka yang kau goreskan sudah hampir sembuh karenanya. Tapi tetap saja, aku tidak tahu seperti apa rencana Tuhan mempertemukanku dengannya. Aku menyerahkan semua jawaban pada dimensi waktu.

Dan untukmu, never be blue. Berbahagialah untukku.

Dariku,
orang yang sudah menemukan lautan baru.

Senin, 27 April 2015

Glaube an Allah :)

Dalam kamusku, tidak ada yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi yang sering kualami adalah jatuh cinta pada percakapan pertama. Bukan sering sih, hanya beberapa kali. Dan mereka itu berhasil menyita perhatianku, sulit untuk diusir dari pikiranku, dan memiliki waktu yang lama untuk menetap dihatiku. Sakit hati, suka, bahagia, ratapan, cacian, benci, dan macam-macam warna sudah kulewati karena mereka. Beda agama? Pernah. Merasakan cinta yang dalam hingga abu-abu bertahun-tahun? Pernah. Ditikung sama saudara sendiri? Pernah. Pacaran sama orang aneh yang pernah pura-pura kesurupan? Pernah. Punya pacar yang banyak fans? Pernah. Punya banyak haters gara-gara pacaran sama dia? Pernah. Duh berwarna banget kan meskipun nyesek? Kalau di inget-inget ternyata banyak kenangannya. Semua membuatku dewasa. Melewati fase-fase dari awal kenal hingga jatuh cinta. Merasakan bagaimana berdebarnya jantung di percakapan pertama, menahan kantuk karena menunggu kabar, telponan di malam hari hingga lupa waktu, menangis di malam hari karena kangen, menulis cerita dan puisi yang intinya gitu-gitu aja..

Dari semua cerita yang kualami, aku jadi punya banyak cerita. Aku tahu rasanya jatuh nikmat dan jatuh sakit itu. Aku jadi tahu rasanya memiliki dan dimiliki, saling berjuang ataupun berjuang sendirian, saling merindu tapi tak saling tahu, dan juga aku tahu cara lain mengatakan rindu dan cemburu. Semua adalah proses. Pacaran itu belajar. Menunggu, sakit hati, jatuh cinta, adalah bagian dari proses. Ada yang bilang bahwa Tuhan selalu memberikan akhir yang indah, jika hidup belum merasa indah berarti masih belum akhir. Oke, kutipan itu terdengar menarik untuk diterapkan, setidaknya menurutku. Aku berpikir positif saja sekarang. Yang aku tahu, rencana dan rahasia Tuhan selalu indah. Yang perlu aku lakukan hanya terus berjalan, jangan berhenti. Jalani saja dan lihat apa yang terjadi. Sekarang aku sedang berjalan sendiri, aku penasaran bagaimana kisah cintaku selanjutnya :)

Yvonne Catterfeld - Wenn Ich



Du bist nicht von dieser Welt


Von Universum bestellt mein Engel der du bist
Du bist der mensch dem ich trau mit dem
ich Luftschloesser bau den man so liebt wie er ist
Lass uns lachen verruecktes machen
nur wir zwei gegen den rest der Welt
fuer die Freundschaft die uns zusammen haelt
Wenn ich fuer dich mit 'nem Laecheln im Gesicht
Alles stehen lass und geh, ganz ohne Worte dich versteh
Wenn du fuer mich das Eis in meiner Seele brichst was
auch zwischen uns sich stellt damit retten wir die Welt
Uns zwei verbindet so viel so ein bestimmtes Gefuehl
ich spuer was du jetzt denkst, wenn andere kommen und gehen
bleibt unsere Freundschaft bestehen weil man sich kennt
Lass uns lachen bei Kissenschlachten
nur wir zwei gegen den rest der Welt
fuer die Freundschaft die uns zusammen haelt
Ween ich fuer dich mit 'nem Laecheln im Gesicht
Alles stehen lass und geh, ganz ohne Worte dich versteh
Wenn du fuer mich das Eis in meiner Seele brichst was
auch zwischen uns sich stellt damit retten wie die Welt
Ween ich fuer dich mit 'nem Laecheln im Gesicht
Alles stehen lass und geh, ganz ohne Worte dich versteh
Wenn du fuer mich das Eis in meiner Seele brichst was
auch zwischen uns sich stellt damit retten wir die Welt
Retten wir die Welt

Dia hanya daun maple

Dia dulu datang
Menyapamu dengan guratan menyabit
Berdiri dengan batang kokoh
Namun tetap menunduk

Baginya setiap musim sama
Dingin dan panas
Kakinya tak lagi mampu
Dia senantiasa menyabit

Dengan rapuhnya
Ia diterpa angin
Ia ditimbun salju
Kedinginan, membutuhkanmu

Awal musim semi
Daunnya berubah
Tak lagi hijau
Menjadi coklat, kering rapuh

Akhirnya ia terjatuh
Diterpa angin
Menjauh
Ini bukan musim gugur

Ditempat yang jauh
Ia semakin mengering
Hancur berkeping-keping
Dia hanya daun maple


Rabu, 22 April 2015

Perang

"Loving you was like going to war. I never came back the same."

Kutipan kata itu sepertinya sesuai dengan suasana hatiku saat ini. Berusaha untuk tidak mencintai terlalu dalam. Berusaha untuk tidak memiliki rindu yang berlebihan. Berusaha untuk tidak larut dalam perasaan saat mengingatnya. Berusaha untuk memiliki tameng yang kuat saat banyak perasaan yang menyiksa menyerang bertubi-tubi. Aku sedang berjuang sekarang. Kamu datang dengan banyak harapan. Secara tersirat, kamu mengatakan bahwa kamu ingin menjadi lautku. Kamu ingin kuselami, kamu ingin aku tidak memikirkan lautan lamaku saat menyelamimu, kamu ingin aku merasakan apa yang ada di dasar laut, dan kamu ingin aku menelusuri banyak hal tentangmu. Dan tanpa kamu tahu, aku sudah menyelam diam-diam sebelum kamu meminta. Oke, aku tidak bisa megungkapkannya saat didepanmu. Terlalu pengecut untuk mengakuinya. Sekali lagi, aku menyukaimu. Bukan, bukan karena kamu mirip dengan lautan tercemar itu. Sekarang ini aku menyukaimu karena kamu adalah kamu. Aku sudah terbiasa dengan kamu yang akhir-akhir ini sudah menyita waktuku, memaksaku untuk memikirkanmu. Memaksaku untuk menelusuri perasaan apa ini. Masih banyak ruang dihatiku, karena selama ini tidak banyak yang mengisinya. Kamu bisa saja tinggal sesukanya disana, memilih tempat mana saja yang kamu mau. Kamu sudah disana sekarang, entah sejak kapan. Sedangkan hatimu? Aku bahkan ragu, apa aku sudah ada disana sekarang? 

Aku kehabisan kata-kata jika menyangkut tentangmu. Aku tidak tahu bahwa ada celah kecil dihatiku yang bisa dimasuki oleh orang sepertimu. Orang baru yang bahkan tak kuketahui asal-usulnya. Orang yang bahkan mengakui sendiri bahwa ia tak pernah jatuh cinta sedalam aku. Orang yang mengaku bahwa seringkali dia hanya lewat saja setelah membuat seseorang jatuh hati kepadanya. Aku mengutuk diriku sendiri karena membiarkanmu masuk. Aku tidak tahu apa niatmu sebenarnya, apa kamu hanya ingin masuk saja sebentar lalu pergi? Astaga, aku berulang kali mempertanyakan hal itu tanpa menemukan jawaban. Aku takut akan bergantung padamu. Karena hanya kamu yang berhasil memasuki ruang hatiku yang sangat ketat dijaga oleh lautan lamaku. Kamu bisa saja tenggelam sebelum tiba di gerbang, karena selama ini banyak yang gagal karena tidak berhasil mengarungi lautan lamaku. Dan kamu berhasil? Secepat itu? Kamu siapa? Orang yang ingin main-main? Celakanya, kamu sudah berhasil masuk dan mendominasi. Dengan senyuman yang sulit kuartikan, kamu seolah menyiratkan "aku tahu akan berhasil, aku sudah disini sekarang, dihatimu." Aku menatap dalam matamu dan berusaha mengartikan senyummu. Aku tidak bisa melihat apa-apa kecuali senyum yang hanya terlihat diluar. Entah ini pertanda baik atau buruk. Biasanya aku tidak bisa mengartikan senyuman orang yang aku cintai. Apa aku mencintaimu? Ya.

Aku terlena olehmu, kamu membuatku menyelam sejauh ini. Aku sudah menganggapmu spesial. Aku merasa kamu adalah lautan ajaib yang dikirimkan Tuhan untuk mengobati luka-lukaku. Jika kamu hanya ingin bersinggah, jangan berlama-lama dan segeralah pergi. Sebelum aku sampai di dasar dan kesulitan kembali ke permukaan untuk mencari udara segar. Jika tidak, aku memberimu ijin sepenuhnya untuk tinggal di manapun kamu mau. Asalkan itu masih dalam areaku. Aku juga ingin masuk dihatimu dan memilih tempat dimanapun aku mau. Bolehkah?

Jumat, 17 April 2015

Dear laut baruku, yang kuharapkan tidak akan tercemar selamanya...

Dear laut baruku...


Aku sekarang ini lagi cari tahu tentang kamu. Aku berusaha menelusuri bagaimana hatimu sebenarnya, dan bagaimana perasaanku terhadapmu yang sebenarnya. Aku suka sama kamu. Itu yang ingin aku bilang. Suka saja tidak cukup kan? Aku bukan tipe orang yang memberi perasaan sekenanya. Kalau aku serius dan sudah berusaha mencari tahu tentang kamu, itu artinya aku akan mencintai kamu. Oke, aku sudah menjabarkan bagaimana perasaanku. Maaf ya singkat banget hehe. Aku bukan orang yang romantis. Kamu sendiri yang bilang "Kamu gak ada manis-manisnya, gak peka, gak perhatian." Meskipun sekarang ini aku juga ragu dengan perasaanku saat ini, tapi percayalah aku bisa saja mencintaimu dengan amat dalam. Asalkan kamu menyakinkanku, tidak menggoreskan luka, dan bisa saling berjuang. Bisakah? Aku tahu, selama ini kamu belum pernah merasakan cinta yang dalam seperti aku. Aku gak butuh kamu selalu ada, selalu ngabarin aku tiap hari, atau selalu terlibat dalam semua aktivitasku. Aku hanya ingin kita saling berjuang. Yakinkan aku bahwa kamu bisa menggantikan lautan yang sudah tercemar di seberang sana. Aku juga akan meyakinkan diriku sendiri bahwa aku bisa menggantikan sosok cantik, baik, dan juga tegar itu.

Kamu tahu? Aku masih seringkali kepikiran tentang lautan yang tercemar itu. Seringkali hatiku masih terpanggil olehnya. Aku kini sudah menyelam padamu, sudah ditengah dan hampir tiba di dasar. Aku terlena olehmu hingga aku sudah berjalan sejauh ini. Ya aku harap kamu bisa memaklumi, tidak mudah menghapuskan seseorang yang sudah membuatku menutup hati selama bertahun-tahun bukan? Sebelum akhirnya kamu datang, menarik perhatianku, dan tanpa kuketahui sudah mengambil hatiku. Kamu memberiku hidup. Kamu mengajarkanku cara menikmati hidup. Kamu membuatku mulai mengenal warna sejak bulan Februari lalu. Sejak mengenalmu, aku sudah tertarik padamu. Bahkan aku berulang kali memutar lagu yang ada di soundtrack drama Pinnochio yang menurutku liriknya cocok untukmu. Lagu itu terlalu sering kuputar hingga kini berada di urutan kedua dalam most playing setelah lagunya SNSD-Complete di ponselku. Kamu begitu spesial. Berkatmu, aku jadi suka senyum-senyum sendiri mengingat kebersamaan kita. Saat kita jalan bareng, makan bareng, hujan-hujanan, dan saat kamu memegang tanganku. Semua terasa menyenangkan saat diingat. Hingga aku lupa bahwa kita sebenarnya belum ada ikatan apa-apa. Tenang aja, aku tidak menuntut. Aku tahu kamu juga pasti butuh waktu. Aku tahu kamu sekarang tidak ingin main-main. Kamu ingin punya hubungan serius dan kamu masih berusaha mencocokkan sama aku kan? Oke rileks aja. Aku juga masih butuh waktu. Aku masih ingin menyelamimu. Aku ingin tahu seperti apa rasanya jika berkeliling dalam duniamu. Aku ingin mengenalmu lebih jauh.

Intinya, buat aku lupa dengan lautan yang tercemar itu. Buat aku jatuh cinta padamu, hingga aku tidak merasakan apa-apa saat memikirkan lautan yang tercemar itu. Aku akan menjalaninya denganmu. Kita akan bersama menikmati indahnya langit biru. Kau dan aku. Kita ikuti apa mau Tuhan. Terima kasih sudah menjadi bagianku beberapa bulan ini.


Dariku,
Orang yang kau ibaratkan labirin

Kamis, 16 April 2015

Kalian yang kuibaratkan lautan

Entah kenapa akhir-akhir ini aku jadi ragu untuk menyelam terlalu dalam. Menyelami perasaan yang aku sendiri tidak tahu itu apa, sedangkal atau sedalam apa. Perasaan yang menurutku tawar, tidak manis juga tidak pahit. Walaupun aku pada awalnya ingin sekali menyelam dan merasakan sensasinya, ingin mencicipi bagaimana rasanya jika sudah dalam, penasaran apakah di sana akan ada sesuatu yang membuatku menikmati indahnya hidup atau malah sebaliknya? Namun pada akhirnya aku memutuskan untuk menceburkan tubuhku perlahan. Mulai dari kaki, perut, hingga leher sebelum akhirnya tubuhku tenggelam seutuhnya. Mungkin ini tempat yang tepat buatku, tempat yang mungkin bisa mengalihkanku pada lautan yang sudah tercemar di seberang sana. Aku merasakan kenikmatan disini, aku selalu tersenyum saat menikmati sensasinya. Saat di permukaan aku sudah merasa nyaman, terus menggerakkan tangan dan kakiku dengan bebas yang sebelumnya terikat oleh ikatan tali rindu yang aku sendiri tidak tahu cara melepasnya. Aku menenggelamkan kepalaku dan melihat sekeliling. Tempat yang sangat asing, tapi aku ingin menyelam lebih jauh. Aku menaikkan lagi kepalaku ke permukaan, memandang lautan tercemar diseberang sana yang tidak ingin kuselami saat itu. Dengan mata berkaca-kaca aku menenggelamkan lagi kepalaku, memantapkan hati dan mulai menyelam lagi. Aku menyelam dengan santai, berat rasanya meninggalkan lautan yang sudah kuselami bertahun-tahun walau sudah tercemar. Namun lautan yang kuselami saat ini sangat menjanjikan. "Ayo, menyelamlah lebih dalam. Aku ada sesuatu untukmu. Percayalah, disini penuh kebahagiaan." Aku terlalu terlena dibuatnya, tanpa aku menyadari banyak ikan-ikan yang membuntutiku di belakang yang mungkin memiliki niat buruk terhadapku. Sekarang aku sudah hampir ditengah, atau sudah ditengah, mungkin juga lebih. Sekuat tenaga kuyakinkan hatiku bahwa di dasar laut sana pasti penuh kebahagiaan. Aku yakin itu. Ya, aku yakin. Buktinya luka-luka di sekujur tubuhku perlahan mulai sembuh karena air di lautan itu. Permulaan yang baik, dan aku berhasil sembuh.
Namun kini aku merasa ada yang berbeda, airnya tak lagi semujarab dulu. Aku mulai merasa tidak senyaman sebelumnya. Aku sendiri tidak tahu pasti kenapa penyebabnya. Tapi hampir didasar sana aku melihat ada kotoran, dari jauh terlihat sedikit, tapi tidak tahu jika dilihat dari dekat. Aku menghentikan penyelamanku, berusaha melihat apa yang ada di dasar sana. Tidak jelas apa yang kulihat, mengapa semua jadi tidak meyakinkan seperti di permukaan? Aku sudah hampir di dasar. Apa lautan yang ku selami saat ini akan tercemar juga? Apa yang akan ia lakukan ketika aku sudah sampai dasar? menyakitiku-kah? Pikiranku kembali pada lautan tercemar yang kutinggalkan tadi. Apa aku harus kembali ke permukaan dan menyelam lagi di lautan sebelumnya? Apa lautan tadi masih tercemar atau sudah bersih? Yang jelas sekarang ini aku masih terdiam berada di lautan baru, bingung dengan keputusanku. Melanjutkan menyelam atau kembali ke permukaan.

Rabu, 15 April 2015

Apa mau Tuhan?

Sebelum aku nulis entri ini ada dua hal yang mengganggu pikiranku. Yaitu kematian dan fatamorgana. Entah kenapa hubunganku dengan orang baru ini selalu ku kaitkan dengan dua hal tadi, kematian dan fatamorgana. Kenapa kematian? Kalo menurut sudut pandangku, dia menyukaiku karena aku banyak kemiripan dengan orang yang sudah meninggal. Orang yang menurut dia paling menggores hati. Jadi gini ceritanya, dulu dia pernah memiliki seseorang yang mencintai dia dengan amat dalam, dan orang itu sudah meninggal karena sakit. Jika dilihat dari cara dia bercerita, kayaknya dia menyesal karena dulu telah menyia-nyiakan orang itu. Mungkin dia baru menyadari bahwa orang itulah yang pernah mencintainya sedalam itu. Tapi sayangnya semua sudah terlambat. Orang itu terlalu baik sehingga Tuhan memiliki cara sendiri untuk menyayanginya. Tidak membiarkan hamba-hambanya yang lain termasuk dia, menyakitinya. Tuhan memiliki cara untuk menyayanginya, yaitu dengan memangkunya, memeluknya, dan selalu ada di sisinya.
Waktu kami meet up, entah meet up yang keberapa, dia bercerita tentang ini. Bahkan dia memberiku alamat blognya. Dan waktu ada kesempatan aku buka blog itu, dan aku dibuat nangis karenanya. Bukan karena bahasanya yang terlalu sastra. Bahasanya biasa sekali menurutku, tapi aku tahu pasti bahwa tulisan itu dia tulis dengan perasaan mendalam, bahkan aku berpikir dia menangis saat menulisnya. Sumpah ya, waktu baca itu serasa baca novel Surat Kecil Untuk Tuhan atau lagi nonton sinetron Buku Harian Nayla. Memang ceritanya se drama itu, ku kira itu semua hanya ada di sinetron. Ternyata ada juga kisah semiris itu di dunia nyata. Memang benar apa kata orang, Tuhan selalu punya rahasia, rahasia yang bahkan tidak pernah tercapai oleh nalar kita. Dan saat aku baca blognya orang itu, aku merasa ada beberapa hal yang aku pikir itu sama denganku. Aku melihat ada beberapa kemiripan antara aku dengan orang itu. Mungkin itu yang membuat dia menyukaiku, karena aku mengingatkannya dengan seseorang yg dulu pernah mencintainya dengan amat dalam.
Dan entah ini kebetulan atau apa aku dulu waktu awal kenal dia, aku merasa dia ada kemiripan dengan masa laluku. Seseorang yang pernah kucintai dengan amat dalam, dia yang membuatku menunggu bertahun-tahun tanpa memberiku ruang untuk membuka hati untuk orang lain. Sulit jika dijelaskan lewat aksara tentang apa yang membuat mereka terlihat mirip dimataku. Aku ini orangnya sulit jatuh cinta, tapi sekali jatuh cinta akan langsung dalam rasanya. Aku bukan tipe orang yang sembarangan merespon orang baru yang akan mendekatiku. Aku akan merespon jika ada sesuatu yang menarik perhatianku. Meskipun awalnya aku tidak bisa merasakan apa yang membuatku tertarik pada dia. Pada suatu ketika aku bercerita pada salah seorang temanku bahwa aku jatuh cinta, dan aku bercerita banyak hal tentang dia. Di akhir cerita temanku menyimpulkan "dia kok mirip ya sama masa lalumu itu? Cara smsnya, perlakuannya ke kamu juga." Dari kesimpulan temanku itu aku baru terhentak, benar mereka memang mirip. Mungkin ini yang membuatku merasa nyaman di kesan pertama. Benar-benar reinkarnasi :) Dia dengan masa lalunya juga aku. Aku dengan masa laluku juga dia. Semua saling berkaitan. Aku sendiri tidak bisa menebak apa perasaanku ini sungguhan, apa dia pengganti yang tepat? Atau dia hanya fatamorgana yang membuatku terpesona sesaat? Dan bagaimana denganku? Apakah aku pengganti yang tepat baginya? Atau aku hanya fatamorgana yang membuatnya pergi kalau-kalau bosan? Semua masih misteri. Kami tidak tahu apa mau Tuhan.

Selasa, 14 April 2015

Hingar bingar

Hembusan angin
Bulatan hujan
Gemuruh dewa perusak alam
Aku tak mengenalinya

Dentingan dua botol rindu
Pecahan piring cinta
Tusukan pisau asmara
Aku tak menghiraukannya

Raungan di rimba
Peperangan di angkasa
Gelak tawa di surga
Tangis miris di neraka
Mencari perhatianku

Yang aku kenal hanya
Suara laju empat kaki
Berlari ke arahku
Kuda putih berkalung emas



Taeyeon - Love that one world

English Translation:

Without anyone knowing, without even me knowing
I don’t know when but you came into my heart
Tears fell yesterday and tears are falling again today
With my head down low, I’m looking at you
Love has come without you knowing
Without any reason, you’re in my heart
All alone, I repeat these words as I cry
Do you know?
The one word that you draw inside of me
The one word that is always hidden inside of me
I’m looking at you, I’m always by your side
But I can’t say the words I love you
Always be by my side, only you be by my side
Those words are still inside of me
All alone, I repeat these words as I cry
Do you know?
The one word that you draw inside of me
The one word that is always hidden inside of me
I’m looking at you, I’m always by your side
But I can’t say the words I love you
Words that my heart says
I love you more than myself
I want to love you
The one word that you draw inside of me
The one word that is always hidden inside of me
I’m looking at you, I’m always by your side
But I can’t say the words I love you

Romanized:

Amudo moreuge najocha moreuge
Eonjebuteoinji geudaega nae mame
Eojedo nunmuri oneuldo nunmuri heulleo
Gogaereul sugin chaero nan geudael bonae
Sarangeun geureoke geudaega moreuge
Amu iyu eobsi geudaereul nae mame
Hollo ireoke imal doenoeimyeo uneun
Nareul geudaeneun aneunji
Neon nae ane geuryeonoheun hanmadi
Neul naeane sumgyeowatdeon hanmadi
Geudaereul barabogo inneunde neul gyeote inneunde
Sarang geu hanmadiman motae
Eonjena nae yeope geudaeman nae yeope
Isseo dallan mareun ajikdo nae ane
Hollo ireoke imal doenoeimyeo uneun
Nareul geudaeneun aneunji
Neon nae ane geuryeonoheun hanmadi
Neul nae ane sumgyeowatdeon hanmadi
Geudaereul barabogo inneunde neul gyeote inneunde
Sarang geu hanmadiman motae
Nae gaseumi haneun mal
Naboda neol saranghae neol saranghae haejugo sipeunde
Neon nae ane geuryeonoheun hanmadi
Neul nae ane sumgyeowatdeon hanmadi
Geudaereul barabogo inneunde neul gyeote inneunde
Sarang geu hanmadiman motae


Download lagunya disini

Merah atau hitam?

Aku membeli setangkai
Mawar merah
Indah, berduri tajam
Namun layu
Saat menjamah tangkainya
Tertusuklah jariku
Darahpun menetes
Diatas kelopak layu
Tapi tetap saja layu
Aku enggan membuangnya
Tetap saja kusimpan di sudut ruang itu

Aku diberi setangkai
Mawar hitam
Indah, berduri tajam
Nan segar
Saat menjamah tangkainya
Merunduklah mawar itu
Aku tidak suka warnanya
Aku hanya suka warna merah
Aku hanya menaruhnya
Diluar ruang itu
Haruskah aku menaruhnya di sudut itu?



Kenangan saat hujan...

Sore-sore gini di Malang lagi hujan. Hujannya romantis. Gak deras banget, gak gerimis juga. Ideal lah pokoknya. Cocok buat yang lagi pacaran. Soalnya suasanya mirip kayak di drama She's so lovable dimana si cewek dipayungin pake jaket trus pandang-pandangan. Duh kelihatan kan fiktifnya? Pas hujan dan lagi bersama orang disukai, trus dipayungin jaket berdua gitu. Kelihatannya memang fiktif dan hanya ada di drama. Tapi nyatanya aku pernah ngalamin ini, belum lama sih, sekitar sebulan lalu. Trus efeknya sampai sekarang. Betapa tidak? ini pertama kalinya aku berhujan-hujanan romantis sama cowok. Dulu pernah sih hujan-hujanan sama pacar, tapi hujannya gak romantis. Ada kilat, halilintar, dan angin. Mana ada romantisnya? Malah waktu itu akhirnya kami cari tempat berteduh. Kalo enggak ya Insyaallah besoknya bakal masuk koran yang beritanya "2 orang remaja tewas tersambar petir". Amit-amit kan mending cari aman hahaha:3 Oke kembali ke hujan-hujanan romantis tadi. Waktu itu lagi hujan dan kami lari-larian cari tempat berteduh. Tiba-tiba aja dia ngelepas jaketnya dan dipayungin ke aku, trus aku bilang "kita pakai berdua aja, ya". Trus saat kami lari-larian nyari tempat berteduh itu aku jadi mikir kalo adegan ini kayak di drama. Tapi drama apa ya? Akhirnya aku mikir banget sampai gak konsen kalo kami udah ditempat aman sekarang. Berarti aku dari tadi segitu mikirnya sampai ngikutin aja kemana langkah dia. Hahaha gak menikmati momen banget-- Akhirnya setelah lama ngobrol dan udah malem, kami nekat pulang meskipun hujan belum reda.
Dulu pernah, duluuu banget. Aku hujan-hujanan sama pacar, masih sama-sama pake seragam sekolah. Pas lagi jalan-jalan tiba-tiba ada kilat. Trus kami reflek jongkok gitu, pas jongkok kami pandang-pandangan. Sama-sama mikir "kita gak janjian jongkok bareng kan tadi?" Trus ketawa bareng. Kayak anak kecil, tapi dikenang banget. Semua kenangan-kenangan kecil kayak gitu membuatku menyukai hujan. Menyukai bau hujan dan memaksaku kembali ke masa dimana aku merasakan cinta :)





Senin, 13 April 2015

Bagaimana caramu terbang?

Seekor burung jelita
Dengan paruh lancip
Menyuapi makanan

Seekor burung jelita
Sayapnya tak berguna
Tak bisa terbang elok

Seekor burung jelita
Hanya punya paruh
Tak bisa terbang

Ketika ditanya
"Bagaimana caramu terbang?"
Dengan suara parau jawabnya
"Meminjam sayapmu"

See me again!

Hallo....
Ini pertama kalinya sejak tahun 2012 aku menulis entri baru di blog. Selama ini aku tetap saja suka menulis tapi tidak pernah diposting hehe. Bukannya sok sibuk, tapi emang gak tau harus nulis apa. Masa iya aku harus nulis curhatanku disini? Bisa bosan pembacanya baca blogku, karena curhataku ya isinya itu ituuu ajaaa :3 Tapi setelah aku mengenal seseorang, aku menyadari bahwa tulisan itu menjadi salah satu hal yang akan dibaca dan membuat mereka terkenang akan kita. Seseorang yang berhasil menarik perhatianku dan membuatku jatuh cinta setelah bertahun-tahun menutup hati. Bukan menutup hati juga sih, tapi aku enggan membuka hati. yaelah sama aja sih ya :D Bodoh memang, bertahun-tahun menunggu seseorang yang gak pasti. Sampai akhirnya nutup hati, mati rasa, gak bebas lah pokoknya. Percaya atau enggak, hidupku abu-abu terus selama 3 tahun cuma gara2 MENUNGGU. Aku gak ada kapoknya di sakitin, gak ada capeknya ditarik ulur. Sampai pada suatu ketika aku benar-benar merasa capek dan udah males berjuang sendirian lagi. Akhirnya aku mulai membuka hati. Oke, sekarang kembali lagi ke topik seseorang yang berhasil menarik perhatianku akhir-akhir ini. Usia perkenalan kami masih mau 3 bulan. Dalam waktu sesingkat ini aku sudah melewati banyak fase. Fase yang pertama yaitu tertarik. Dalam fase ini aku sudah pantas diberi penghargaan untuk ukuran seorang cewek yang hidupnya abu-abu gara-gara gak bisa moveon. Fase yang kedua yaitu penasaran. Di fase ini aku mulai mencari tau banyak hal tentang dia, aku ingin tau dia orang seperti apa, dll. Tentu saja aku gak berani kepo ke dia langsung, aku keponya mandiri (baca: fb, twitter, google, dsb). Fase ketiga yaitu suka. Dalam fase ini aku udah mulai takut, takut kalo nantinya jatuh cinta terlalu dalam seperti sebelumnya. Tapi ada bagusnya juga, dalam fase ini aku mulai bisa menyabangkan hati hehe. Setelah melewati ketiga fase ini, udah bisa ketebak kan kelanjutannya gimana? iya, aku berhasil jatuh cinta lagi. Dalam hal ini aku mikir, kalo jatuh cinta bisa seindah ini kenapa gak jatuh cinta aja dari dulu? Kalo mau jatuh, ya jatuh cinta aja. Wah, berarti aku selama ini banyak buang-buang waktu ya. Gak munafik juga sih, aku sampe sekarang pun masih sering kepikiran masa lalu. Tapi sekarang ini dia yang paling dominan :)

Anonymous

Dia datang, aku menyambutnya
Membiarkan dia mencari celah yang sebenarnya belum benar-benar terbuka
Dia menemukan celah yang lubangnya hanya selebar peniti
Dia mencoba membuka celah itu lebih lebar
Si pemilik pintu hanya mengintipnya dari dalam
Tidak mengusir dan tidak juga mempersilahkan masuk
Si pemilik pintu yakin dan berharap, dia bisa membukanya..

Dia kesulitan membuka celah yang memang hanya selebar peniti

Akhirnya dia berkata singkat pada pemilik pintu "Bukalah!"
Si pemilik pintu hanya diam
Sekelabat bayangan yang antara ada dan tiada tiba-tiba menghantuinya
Si pemilik pintu ketakutan
Apalagi ini?
Dengan mata berkaca-kaca si pemilik pintu membuka pintunya dan berkata
"Masuklah, aku butuh teman."

 
biz.