Kamis, 16 April 2015

Kalian yang kuibaratkan lautan

Entah kenapa akhir-akhir ini aku jadi ragu untuk menyelam terlalu dalam. Menyelami perasaan yang aku sendiri tidak tahu itu apa, sedangkal atau sedalam apa. Perasaan yang menurutku tawar, tidak manis juga tidak pahit. Walaupun aku pada awalnya ingin sekali menyelam dan merasakan sensasinya, ingin mencicipi bagaimana rasanya jika sudah dalam, penasaran apakah di sana akan ada sesuatu yang membuatku menikmati indahnya hidup atau malah sebaliknya? Namun pada akhirnya aku memutuskan untuk menceburkan tubuhku perlahan. Mulai dari kaki, perut, hingga leher sebelum akhirnya tubuhku tenggelam seutuhnya. Mungkin ini tempat yang tepat buatku, tempat yang mungkin bisa mengalihkanku pada lautan yang sudah tercemar di seberang sana. Aku merasakan kenikmatan disini, aku selalu tersenyum saat menikmati sensasinya. Saat di permukaan aku sudah merasa nyaman, terus menggerakkan tangan dan kakiku dengan bebas yang sebelumnya terikat oleh ikatan tali rindu yang aku sendiri tidak tahu cara melepasnya. Aku menenggelamkan kepalaku dan melihat sekeliling. Tempat yang sangat asing, tapi aku ingin menyelam lebih jauh. Aku menaikkan lagi kepalaku ke permukaan, memandang lautan tercemar diseberang sana yang tidak ingin kuselami saat itu. Dengan mata berkaca-kaca aku menenggelamkan lagi kepalaku, memantapkan hati dan mulai menyelam lagi. Aku menyelam dengan santai, berat rasanya meninggalkan lautan yang sudah kuselami bertahun-tahun walau sudah tercemar. Namun lautan yang kuselami saat ini sangat menjanjikan. "Ayo, menyelamlah lebih dalam. Aku ada sesuatu untukmu. Percayalah, disini penuh kebahagiaan." Aku terlalu terlena dibuatnya, tanpa aku menyadari banyak ikan-ikan yang membuntutiku di belakang yang mungkin memiliki niat buruk terhadapku. Sekarang aku sudah hampir ditengah, atau sudah ditengah, mungkin juga lebih. Sekuat tenaga kuyakinkan hatiku bahwa di dasar laut sana pasti penuh kebahagiaan. Aku yakin itu. Ya, aku yakin. Buktinya luka-luka di sekujur tubuhku perlahan mulai sembuh karena air di lautan itu. Permulaan yang baik, dan aku berhasil sembuh.
Namun kini aku merasa ada yang berbeda, airnya tak lagi semujarab dulu. Aku mulai merasa tidak senyaman sebelumnya. Aku sendiri tidak tahu pasti kenapa penyebabnya. Tapi hampir didasar sana aku melihat ada kotoran, dari jauh terlihat sedikit, tapi tidak tahu jika dilihat dari dekat. Aku menghentikan penyelamanku, berusaha melihat apa yang ada di dasar sana. Tidak jelas apa yang kulihat, mengapa semua jadi tidak meyakinkan seperti di permukaan? Aku sudah hampir di dasar. Apa lautan yang ku selami saat ini akan tercemar juga? Apa yang akan ia lakukan ketika aku sudah sampai dasar? menyakitiku-kah? Pikiranku kembali pada lautan tercemar yang kutinggalkan tadi. Apa aku harus kembali ke permukaan dan menyelam lagi di lautan sebelumnya? Apa lautan tadi masih tercemar atau sudah bersih? Yang jelas sekarang ini aku masih terdiam berada di lautan baru, bingung dengan keputusanku. Melanjutkan menyelam atau kembali ke permukaan.

Anita Putri

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Posting Komentar

 
biz.